Kamis, 02 Maret 2017

kesenian indonesia



RAHADI SEPTIAN
15/385701/SV/09132
        



Bagong berasal dari kata al ba gho ya (perkara buruk). Bagong adalah punakawan Jawa. Bagong adalah anak bungsu Semar atau punakawan ke 4. Dalam cerita pewayangan, Bagong adalah tokoh yang diciptakan dari bayangan Semar .Dalam kisah pewayangan tokoh bagong digambarkan sebagai tokoh yang bertubuh gemuk,bermata bulat lebar, bermulut lebar. Bagong juga suka bercanda bahkan saat menghadapi persoalan yang teramat serius. serta memiliki sifat lancang dan suka berlagak bodoh. Ia juga sangat lucu. Karakter yang disimbolkan dari bentuk bagong adalah manusia harus sederhana, sabar, dan tidak terlalu kagum pada kehidupan di dunia. Tokoh bagong dianggap sebagai manusia yang sesungguhnya. walau petruk lengkap dengan keindahan dan kesempurnaan, tapi  bagong lah yang dianggap sebagai manusia utuh. karena dia memiliki kekurangan. Jadi  manusia yang sejati adalah manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan.

Jadi menurut saya dari berbagai tokoh wayang sudah saya lihat sifat-sifatnya yang paling mendekati dengan sifat saya adalah wayang bagong. Karena bagong memiliki sifat yang hampir sama dengan sifat yang saya miliki. Yaitu suka berlagak bodoh, lancang tetapi lancang yang masih dalam batas, sabar, sederhana. Menurut saya, saya adalah seseorang yang lumayan sabar, karena disetiap saya dihadapkan oleh hal-hal yang menguji kesabaran saya selalu bisa mengendalikan emosi saya, selanjutnya sering berlrgak bodoh, saya merasa bahwa diri saya tergadang sering melakukan hal-hal yang tidak diperlukan untuk dilakukan seperti sering kebingungan dengan hal-hal sepele yang membuat saya terlihat bodoh. Selain itu sifat lancang yang dimiliki bagong juga saya miliki juga, karena saya merasa saya sering mengeluarkan kata-kata tanpa saya pikir terlebih dahulu, contohnya sering asal mengucapkan kata-kata saat dosen mengajar. Selanjutnya sifat lucu, saya pikir saya memiliki sifat lucu walaupun tidak selucu pelawak tetapi saya sering melihat banyak orang yang tertawa karena saya sering bertingkah bodoh tetapi lucu. Yang terakhir adalah sederhana, saya rasa saya sangat menyukai hidup sederhana, tidak muluk-muluk, selalu menerima apa yang sudah didapatkan walaupun terkadang mengeluh tetapi lebih sering menerimanya.

Kamis, 17 Desember 2015

CANDI SARI



TENTANG CANDI SARI
Candi Sari juga disebut Candi Bendah adalah candi Budhha yang berada tidak jauh dari Candi Sambi Sari, Candi Kalasan dan Candi Prambanan, yaitu di bagian sebelah timur laut dari kota Yogyakarta, dan tidak begitu jauh dari Bandara Adisucipto. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuno dengan bentuk yang sangat indah. Pada bagian atas candi ini terdapat 9 buah stupa seperti yang nampak pada stupa di Candi Borobudur, dan tersusun dalam 3 deretan sejajar.
Bentuk bangunan candi serta ukiran relief yang ada pada dinding candi sangat mirip dengan relief di Candi Plaosan. Beberapa ruangan bertingkat dua berada persis di bawah masing-masing stupa, dan diperkirakan dipakai untuk tempat meditasi bagi para pendeta Buddha (bhiksu) pada zaman dahulunya. Candi Sari pada masa lampau merupakan suatu Vihara Buddha, dan dipakai sebagai tempat belajar dan berguru bagi para bhiksu.

Sejarah

Masa Pembuatan

Menurut perkiraan candi ini dibangun pada abad ke 8 M bersama dengan masa pembangunan Candi Kalasan, yaitu pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran. Keterkaitan kedua candi ini diterangkan dalam Prasasti Kalasan (700 tahun Saka / 778 M). Dalam Prasasti Kalasan diterangkan bahwa para penasehat keagamaan Wangsa Syailendra telah menyarankan agar Maharaja Tejapurnama Panangkarana, yang diperkirakan adalah Rakai Panangkaran, mendirikan bangunan suci untuk memuja Dewi Tara dan sebuah biara untuk pendeta Buddha. Untuk pemujaan Dewi Tara dibangunlah Candi Kalasan, sedangkan untuk biara pendeta Buddha dibangunlah Candi Sari. Melihat dari bentuk keseluruhan dan bagian-bagian dalam candi Sari, diperkirakan candi ini berfungsi sebagai asrama atau tempat tinggal para pendeta Buddha.

Penemuan Kembali

Candi Sari ditemukan kembali pada awal abad ke-20 dalam keadaan rusak berat. Pemugaran pertama dilaksanakan antara tahun 1929 sampai 1930 yang dipimpin oleh A.J.B.Kermpes  seorang ahli arkeolog dari Belanda. Pada saat pemugaran pertama, belum berhasil mengembalikan keutuhan bangunan aslinya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya bagian candi yang hilang. Selain itu, ketika pertama kali ditemukan, terdapat bagian-bagian bangunan yang sudah rusak terutama bagian yang bukan terbuat dari batu. Candi Sari yang sekarang diperkirakan dahulu memiliki pagar batu yang mengelilingi candi. Pintu masuk candi dijaga oleh sepasang Arca Dwarapala yang memegang gada dan ular seperti yang terdapat di depan

Arsitektur

Ukuran

Candi sari berbentuk persegi panjang dengan ukuran 17,30 x 10 meter walaupun konon denah dar aslinya lebih panjang dan lebih lebar sekitar 1,6 m menjorok keluar. Tinggi keseluruhan candi dari permukaan tanah sampai puncak stupa adalah 18 m. Gerbang candi memiliki lebar sepertiga lebar dinding depan dan tingginya separuh dari tinggi dinding candi, namun gerbang itu sekarang sudah tidak ada lagi. Di dalam candi terdapat tiga ruangan berjajar yang masing-masing berukuran 3,48 m x 5,80 m
 

Bentuk dan Fungsi

Menurut Kempers, Candi Sari ini aslinya memang merupakan bangunan bertingkat dua atau bahkan tiga. Lantai atas dulunya digunakan untuk menyimpan barang-barang untuk kepentingan keagamaan, sedangkan lantai bawah dipergunakan untuk kegiatan keagamaan, seperti belajar-mengajar, berdiskusi, dsb. Tembok candi ini juga dilapisi dengan vajralepa (brajalepa), lapisan pelindung yang juga didapati di dinding-dinding Candi Kalasan. Dari luar telah terlihat bahwa tubuh candi terbagi menjadi dua tingkat, yaitu dengan adanya dinding yang menonjol melintang seperti "sabuk" mengelilingi bagian tengah tubuh candi. Pembagian tersebut diperjelas dengan adanya tiang-tiang rata di sepanjang dinding tingkat bawah dan relung-relung bertiang di sepanjang dinding tingkat atas.
Relung-relung di sepanjang dinding luar candi, baik di tingkat bawah maupun atas, saat ini dalam keadaan kosong. Diperkirakan, relung-relung tersebut tadinya dihiasi dengan arca-arca Buddha.
Dinding luar tubuh dipenuhi pahatan arca dan hiasan lain yang sangat indah. Ambang pintu dan jendela masing-masing diapit oleh sepasang arca lelaki dan wanita dalam posisi berdiri memegang teratai. Jumlah arca secara keseluruhan adalah 36 buah, terdiri dari 8 arca di dinding depan (timur), 8 arca di dinding utara, 8 di dinding selatan, dan 12 di dinding barat (belakang). Ukuran arca-arca itu sama dengan ukuran tubuh manusia pada umumnya.
Pada bagian lain dinding dipenuhi dengan pahatan berbagai bentuk, seperti Kinara Kinari (manusia burung), suluran, dan kumuda (daun dan bunga yang menjulur keluar dari sebuah jambangan bulat). Di atas ambang jendela dan relung-relung dihiasi dengan Kalamakara tanpa rahang bawah dalam bentuk yang sangat dekoratif dan jauh dari kesan seram. Sebagaimana dengan yang terdapat pada dinding Candi Kalasan, dinding Candi Sari juga dilapisi oleh lapisan Vajralepa, yang berfungsi memberikan warna cerah dan mengawetkan batu.
Tangga naik ke permukaan kaki candi telah hancur. Di sisi tangga terdapat sebuah umpak batu. Tidak jelas apakah umpak batu itu memang berada di tempatnya semula, namun tampaknya bagian bawah umpak tadinya terbenam dalam tanah.
Pintu masuk berada di tengah sisi yang panjang di sebelah Timur. Aslinya, ambang pintu di dinding candi tersebut terletak dalam bilik penampilyang menjorok keluar. Saat ini bilik penampil tersebut sudah tidak bersisa, sehingga pintu masuk ke ruang dalam candi dapat langsung terlihat. Hiasan di bingkai dan Kalamakara di atas ambang pintu sangat sederhana, karena hiasan yang indah terletak di dinding luar bilik pintu.

Di dalam candi terdapat tiga ruangan berjajar yang masing-masing berukuran 3,48 m x 5,80 m. Kamar tengah dan kedua kamar lainnya dihubungkan oleh pintu dan jendela. Bilik-bilik ini aslinya dibangun sebagai bilik bertingkat. Tinggi dindingnya dibagi dua dengan lantai kayu yang disangga oleh empat belas balok kayu yang melintang, sehingga dalam candi ini seluruhnya terdapat 6 ruangan. Dinding bagian dalam kamar polos tanpa hiasan. Pada dinding belakang masing-masing kamar terdapat semacam rak yang letaknya agak tinggi yang dahulu dipergunakan sebagai tempat upacara agama dan menempatkan arca. Di lantai bawah terdapat beberapa tatakan arca dan relung bekas tempat meletakkan arca. Tak satupun dari arca-arca tersebut yang masih tersisa saat ini. Pada dinding kamar utara dan kamar selatan terdapat relung untuk menempatkan penerangan.

Lantai dan bagian bangunan yang terbuat dari kayu sekarang sudah tidak ada, tetapi pada dinding masih terlihat lubang-lubang bekas tempat menancapkan balok penyangga. Di dinding bilik yang paling selatan didapati batu-batu yang dipahat menyerong, yang berfungsi sebagai penyangga ujung tangga yang terbuat dari kayu.

Atap candi berbentuk persegi datar dengan hiasan 3 buah relung di masing-masing sisi. Bingkai relung juga dihiasi dengan pahatan sulur-suluran dan di atas ambang relung juga dihiasi dengan Kalamakara. Puncak candi berupa deretan stupa, yang terdiri atas sebuah stupa di setiap sudut dan sebuah di pertengahan sisi atap. Pada saat pemiotretan dilakukan, yaitu pada bulan Maret 2003, Candi Sari sedang menjalani pemugaran.


LOKASI(Akses)
rute menuju Candi Sari cukup mudah diingat. Sekitar 300 meter di timur jalan raya Yogyakarta - Solo dari lokasi candi kalasan,nanti kita bakal berjumpa dengan masjid berkubah unik dan berwarna-warni di pinggir jalan raya yang bernama masjid An-Nurumi. Nah, tepat di dekat masjid An-Nurumi tersebut ada jalan yang mengarah ke perkampungan. Ikuti jalan tersebut. Setelah kira-kira 100 meter kita akan berjumpa dengan Candi Sari. Secara administratif Candi Sari terletak di dusun Bendan, desa Tirtomartani, kec. Kalasan, kab. Sleman, DI Yogyakarta.
Dengan transportasi umum : Ambil rute bus umum Yogya -Solo dari Janti dan berhenti di sisi sisi jalan . Lanjutkan dengan ojek ( sepeda motor taksi ) untuk sampai ke kuil .


·  Tiket masuk Rp 2.000 per orang
·  Candi ini buka jam 9:00-17:00 WIB


SUMBER :
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sari
http://candi.pnri.go.id/temples/deskripsi-yogyakarta-candi_sari
http://www.yogyakarta.co/candi-sari/
https://www.google.com/search?q=candi+sari&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjd55X9w-PJAhUDJ6YKHVUwDbAQ_AUIBygB&biw=1366&bih=643
http://candi.pnri.go.id/temples/deskripsi-yogyakarta-candi_sari

Senin, 14 Desember 2015

OBJEK WISATA GOA JATIJAJAR KEBUMEN

tentang goa jatijajar

 Kompleks Gua Wisata- baik Gua Alam maupun Buatan- yang terletak sekitar 42 km barat daya Kebumen ini mencakup kawasan seluas 5,5 hektar. Objek Wisata ini telah dilengkapi dengan prasarana wisata seperti tempat parkir, peturasan, tempat bermain, kios makanan, buah-buahan dan toko cinderamata.

Kawasan ini berada sekitar 250 m di atas muka laut. Sistem perguaan berkembang pada lapisan batu gamping yang berumur Miosen Tengah. Kehadiran fosil-fosil seperti Lepidocyclina sumatrensis Brady, L. Elegans Tan dan Cycloclypeus annulatus Martin selain menunjukkan umur batuan juga sekaligus mencari lingkungan asalnya, yaitu laut dangkal yang mempunyai kedalaman maksimum 60 m.

Gejala endokars ini mempunyai mulut Gua yang berbangun melengkung tinggi dan lebar. Pada dinding pintu masuk sebelah kanan tersingkap sisa endapan sedimen gua yang kaya fosil moluska. Sementara itu, pembentukan kanopi di dekat masuk Gua Jatijajar menunjukkan adanya sungai bawah tanah yang pernah aktif beberapa ratus ribu tahun yang lalu. Sendang Kantil dan Sendang Mawar adalah kolam-kolam sungai bawah tanah yang dibuka untuk umum. Dua sendang lainnya, Jombor dan Puserbumi tidak dapat dimasuki wisatawan umum kecuali mendapat izin dari pengelola. Sendang Puserbumi merupakan sebuah sumuran tegak bergaris tengah sekitar 50 cm. Sementara Sendang Jombor yang dihuni pelus sepanjang lebih dari 1 m mempunyai sifon di dasarnya. Sifon ini dapat detelusuri dengan metode penyelaman. Lorong gua di bawah Gua Jatijajar ini disiapkan menjadi objek wisata gua minat khusus. Untuk memasuki lorong ini harus seizin petugas karena keempat sendang yang berada di Gua Jatijajar dikeramatkan dan dijadikan sebagai tempat berziarah.

Lubang-lubang di dasar gua di dekat pintu masuk merupakan bekas-bekas penambangan fosfat guano. Ornamen gua (stalaktit, stalakmit, pilar, flowstone) umumnya sudah tidak aktif, meskipun pada beberapa tempat terdapat tetesan dan leleran air melalui ujung-ujung stalaktit. Sebuah lubang di atap gua setinggi 24 m dari dasar gua, tidak jauh dari sebuah pilar besar berbangun membundar yang masih aktif, mengungkap sejarah penemuan gua pada tahun 1802 oleh Djajamenawi. Petani tersbut terperosok ke dalam gua melalui lubang yang ada di permukaan dan setelah tanah yang menutupi lorong dibersihkan ia menemukan lubang masuk, yaitu mulut gua sekarang.

Lorong Gua Jatijajar sepanjang 250 m, dengan lebar dan tinggi rata-rata 15-25 m, dapat dimasuki oleh wisatawan dengan mudah mulai tahun 1975, di sepanjang lorong juga ditempatkan 32 buah patung yang menceritakan legenda Raden Kamandaka. Di luar gua dibangun patung-patung dinosaurus untuk menggambarkan kepurbaan Gua Jatijajar.

Legenda dan Asal usul nama Gua Jatijajar

 

Kamandaka yang aslinya bernama Raden Banyak Contro adalah putera mahkota Kerajaan Pajajaran. Pusat Pemerintahan Pasir luhur atau Galih timur pada abad 14 kira-kira berada di sekitar Baturaden ( Purwokerto ), di lereng barat daya Gunung Slamet. Prabu Siliwangi-Raja Pajajaran pada waktu itu-memiliki dua permaisuri. Dari permasuri pertama, Prabu Siliwangi berputra dua orang yaitu Banyak Contro dan Banyak Ngampar.Karena Permaisuri pertama meninggal, Prabu Siliwangi mengangkat permaisuri kedua, Dewi Kumudaningsih. Sebelumnya Dewi Kumudaningsih memberi syarat, ia mau menjadi permaisuri jika anak laki-lainya kelak dapat menjadi raja, menggantikan Prabu Siliwangi. Dari permaisuri kedua ini terturunkan Banyak Blabur dan Dewi Pamungkas.
Prabu Siliwangi yang sudah lanjut usia berencana mengangkat putera sulungnya, Banyak Contro, untuk menggantikannya. Permintaan itu ditolak oleh Banyak Contro, dengan alasan dia belum siap dan belum mempunyai pendamping. Ia hanya mau menikah dngan wanita yang mirip dengan mendiang ibunya. Untuk itu dia mengembara menuju Gunung Tangkuban Perahu, menemui Ki Ajar Wirangrong. Oleh orang tua tersebut dia disuruh mengembara ke timur menuju Kadipaten Pasir luhur supaya cita-citanya beristri wanita cantik seperti ibunya terkabul, ia harus menanggalkan pakaiannya sebagai putra raja menjadi orang biasa. Banyak Contro selanjutnya menyamar menjadi orang kebanyakan, dan berganti nama menjadi Kamandaka. Setelah sampai di Pasir Luhur ia bertemu dengan Reksonoto-Patih Kadipaten Pasir luhur yang menjadikannya sebagai anak angkat. Adipatih Kandandoho, penguasa Kadipaten Pasir luhur, mempunyai beberapa putri yang semuanya sudah bersuami kecuali putri bungsunya-Dewi Ciptoroso. Wajah dan penampilan putri Pasir Luhur ini mirip dengan ibu Kamandaka. Kamandaka berhasil menarik hati Dewi Ciptoroso. Tetapi pada suatu saat ketika mereka sedang berdua di Taman Keputren, seorang prajurit Kadipaten memergokinya. Kamandaka dikeroyok para prajurit, yang mengiranya sebagai pencuri. Karena kesaktiannya ia dapat meloloskan diri.. Adipati Pasir luhur murka, memanggil Patih Reksanata supaya menangkap Kamandaka dan menyerahkan kepadanya. Setelah itu, Kamanandaka bersembunyi di suatu gua dan dia bertapa. Tiba-tiba dia mendapat petunjuk bahwa dia bisa mempersunting Dewi Ciptoroso jika ia berpakaian lutung. Jika siang menjadi Kamandaka, sedangkan jika malam tiba dia berubah menjadi kera (lutung). Akhirnya kamandaka berhasil mempersunting Dewi Ciptoroso karena berhasil membunuh Prabu Pulebahas.

Berdasarkan Legenda Kamandaka dan sejarah Gua yang ditemukan pada 1802, asal mula nama Jatijajar sendiri ada 2 versi :
Versi pertama
Pada saat Kamandaka dikejar oleh Silihwarni, dan dari dalam gua kamandaka menyebutkan jatidirinya bahwa sebenarnya ia putra mahkota Pajajaran, maka digali dari kata ”sejatine” (sebenarnya) dan ”pajajaran” terlahir nama jatijajar.

Versi kedua
Bupati Ambal yang datang ke lapangan setelah mendengar laporan ditemukannya gua oleh Jayamenawi pada 1802 menemukan 2 pohon jati yang tubuh berdampingan di dekat mulut gua. Selanjutnya ia menamakan daerah itu menjadi jatijajar, berasal dari kata ”jati yang tumbuh sejajar” (berdampingan).

kepercayaan masyarakyat

 


Di dalam Gua Jatijajar terdapat 7 (tujuh) sungai atau sendang, tetapi yang data dicapai dengan mudah hanya 4 (empat) sungai yaitu:

  1. Sungai Puser Bumi
  2. Sungai Jombor
  3. Sungai Mawar
  4. Sungai Kantil
Untuk sungai Puser Bumi dan Jombor konon airnya mempunyai khasiat dapat digunakan untuk segala macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing. Sedangkan Sungai Mawar konon airnya jika untuk mandi atau mencuci muka, mempunyai khasiat bisa awet muda. Adapun Sendang kantil jika airnya untuk cuci muka atau mandi, maka niat/cita-citanya akan mudah tercapai.
Pada saat ini yang telah dibangun baru Sendang Mawar dan Sendang Kantil, Sedangkan Sendang Jombor dan Sendang Puser Bumi masih alami dan masih belum ada penerangan serta licin.

Diorama
Diorama yang di pasang dan dalam Gua Jatijajar ada 8 (delapan) diorama, yang patung-patungnya ada 32 buah. Keseluruhannya mengisahkan cerita Legenda dari "Raden Kamandaka - Lutung Kasarung". Adapun kaitannya dengan Gua Jatijajar ialah, dahulu kala Gua Jatijajar pernah digunakan untuk bertapa oleh Raden Kamandaka Putera Mahkota dari Kerajaan Pajajaran, yang bernama aslinya Banyak Cokro atau Banyak Cakra.
Adapun batasnya yaitu Kali Lukulo dari Kabupaten Kebumen sebelah Timur Kali Lukulo masuk ke wilayah Kerajaan Majapahit, sedangkan sebelah barat Kali Lukulo masuk wilayah Kerajaan Pajajaran. Sedangkan cerita itu terjadinya di kabupaten Pasir Luhur, yaitu daerah Baturaden atau Purwokerto pada abad ke-14. Namun keseluruhan dioramanya dipasang di dalam Gua Jatijajar.

Lokasi ( akses )
 Jika anda dari Jakarta-Bandung-Purwokerto menuju Jogja dan melewati jalur selatan biasanya akan melewati Kabupaten Kebumen. Lokasi obyek wisata eksotis Gua Jatijajar adalah di Dukuh Polomarto, Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, sekitar 8 km dari Gombong. Arah dari timur untuk menuju gua Jatijajar adalah dari kota Gombong ke barat terus sampai ada gapura penunjuk di kiri jalan, terus belok ke selatan.

 Goa Jatijajar
  dipungut Retribusi masuk sebesar :
  Dewasa              Rp. 7.000,00
  Anak usia 5 (lima) tahun ke bawah    Rp. 4.000,00


SUMBER:
http://adzoblog.blogspot.co.id/2009/01/pesona-wisata-dan-kesenian-budaya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Gua_Jatijajar 
http://www.sangpangemong.com/2015/06/wisata-alam-goa-jatijajar-kebumen.html
SUMBER GAMBAR:
https://www.google.com/search?q=tradisi+janengan&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjUvYCOjNzJAhXYkY4KHeq3ANYQ_AUICCgC&biw=1366&bih=657#tbm=isch&q=goa+jatijajar

WIND CAVE FROM KEBUMEN "GUA BARAT"

Tentang GOA BARAT


Obyek Wisata Goa Barat menyajikan Ornamen bebatuan alam yang sangat menakjubkan. Stalagmit dan stalagtit yang terbentuk sejak jutaan tahun lalu memberikan kesan yang megah dan agung pada Goa Barat, sungguh sebuah proses alami yang fantastis. Selain terdapat Air Terjun dengan ketinggian 35 Meter di dalam Goa juga terdapat tempat yang digunakan sebagai kunjungan religi. Yaitu Batu Makam,Air Bertuah dan Kratonan.Sangat cocok bagi anda yg suka berpetualang. 

Panjang Goa Barat belum diketahui secara pasti. Pernah dipetakan oleh penelusur Goa asal negara Prancis sepanjang 6,5 Kilometer, namun belum ada titik terang adanya pintu keluar dari goa.

Batu makam terbentuk secara alami menyerupai aslinya di sudut kanan dan kiri persis seperti batu nisan dan ditengahnya terdapat gundukan dari batu yang seolah membenarkan bahwa itu adalah makam, namun belum diketahui secara pasti siapa yang disemayamkan tempat tersebut,
konon katanya dinyakini sebagai makam Nyai KADARSIH. Lokasi Batu Makam berada di kedalaman 700 Meter dari mulut Goa Barat

Batu Bertuah
Batu bertuah terletak hanya beberapa meter dari lokasi batu makam. Dinamakan Batu Bertuah Karena dinyakini bahwa ketika meminum air yang ada di batu tersebut akan mengembalikan kondisi fisik dan tidak lelah untuk melanjutkan perjalanan menelusuri kedalaman Goa. Bahkan menurut salah seoarang wisatawan Religi dari Kroya, air tersebut bisa menyembuhkan berbagai penyakit tentu dengan seijin Tuhan Yang Maha Esa.
Kratonan adalah salah satu lokasi favorit para wisatawan. Ditempat tersebut seolah semua kemegahan dan keskralan Goa Barat berpusat. Bebatuan yang megah seolah hidup karena selalu berkerlip ketika berpantulan dengan cahaya lampu senter. Salah satu tempat yang paling hening dan tenang. Karena beberapa jam menelusuri Goa kita selalu akrab dengan derasnya suara air. Keheningan dan ketenangan kadang sangat dirindukan. Dan tempat ini sangat mengobati kerinduan itu ditambah dengan pesona bebatuan yang luar biasa

GOA BARAT terletak di Dusun Pulamarta, Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Goa itu dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum, menempuh jarak 42 kilometer dari Kota Kebumen atau 21 kilometer dari Gombong. Lokasi mulut goa itu tidak jauh dari perkampungan. Dengan berjalan kaki, hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai di mulut goa tersebut.
Sejak ditemukan 1945 Goa Barat belum dikelola secara baik, sampai saat ini Goa Barat dibiarkan pesona keindahannya seolah tidak diperuntukan bagi khalayak umum. Namun keindahan maupun kecantikan Goa tersebut berikut dengan isinya tetap bertahan dan manantang untuk ditaklukan....

Pada 1996, Presiden Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia Cahyo Alkantana menjadi orang pertama yang berhasil menerobos Gua Barat hingga hampir ke ujung. Dia menelusuri Barat bersama tim gabungan Indonesia-Prancis. Tahun berikutnya banyak pakar goa seperti dari Jepang dan Belgia juga mengadakan penelitian di Goa Barat.



Batu makam terbentuk secara alami menyerupai aslinya di sudut kanan dan kiri persis seperti batu nisan dan ditengahnya terdapat gundukan dari batu yang seolah membenarkan bahwa itu adalah makam, namun belum diketahui secara pasti siapa yang disemayamkan tempat tersebut,
konon katanya dinyakini sebagai makam Nyai KADARSIH. Lokasi Batu Makam berada di kedalaman 700 Meter dari mulut Goa Barat

Batu Bertuah
Batu bertuah terletak hanya beberapa meter dari lokasi batu makam. Dinamakan Batu Bertuah Karena dinyakini bahwa ketika meminum air yang ada di batu tersebut akan mengembalikan kondisi fisik dan tidak lelah untuk melanjutkan perjalanan menelusuri kedalaman Goa. Bahkan menurut salah seoarang wisatawan Religi dari Kroya, air tersebut bisa menyembuhkan berbagai penyakit tentu dengan seijin Tuhan Yang Maha Esa.
Kratonan adalah salah satu lokasi favorit para wisatawan. Ditempat tersebut seolah semua kemegahan dan keskralan Goa Barat berpusat. Bebatuan yang megah seolah hidup karena selalu berkerlip ketika berpantulan dengan cahaya lampu senter. Salah satu tempat yang paling hening dan tenang. Karena beberapa jam menelusuri Goa kita selalu akrab dengan derasnya suara air. Keheningan dan ketenangan kadang sangat dirindukan. Dan tempat ini sangat mengobati kerinduan itu ditambah dengan pesona bebatuan yang luar biasa
 


air terjun

Goa Barat merupakan sebuah goa yang memiliki 100 air terjun di dalamnya, penamaannya dimana jumlah air terjun saking banyaknya diketemukan. Aneka air terjun ini berketinggian 0,5-10 meter yang menjadi jalur tirta dari mata air di kedalaman karst hingga keluar menjadi sungai permukaan. Dan salah satu dari 100 air terjun tersebut mempunyai ketinggian mencapai 32 meter. Wow sangat tinggi sekali bukan. Karena saking deras airnya serta ketinggiannya yang luar biasa, sampai – sampai para penelusur goa yang sudah internasional memberi nama Supermen’s Big Sister.

Beberapa air terjun di Goa Barat memiliki nama yang dulu disematkan tim ekspedisi Indonesia-Prancis, seperti Jump Ulysess (8 meter), Takatsavone (8 meter) dan Sister Morphine (5 meter).

Panorama

Mulut Goa Barat, jaraknya hanya sekitar 200 meter dari basecamp. Berhenti sejenak di mulut Goa untuk berdoa memohon keselamatan dan perlindungan pada Allah SWT. selama melakukan caving ini. Seratus meter pertama dari mulut Goa jalan yang dilalui sudah berupa cor-coran (semen) dan lampu di dinding Goa juga sudah terpasang.



 sejarah 

cerita tentang  Goa Barat sarat dengan kisah perjuangan setelah kemerdekaan Republik Indonesia ( 17 Agustus 1945 ). Menurut cerita salah satu tokoh masyarakat sekitar. Konon, Goa tersebut digunakan sebagai pembuangan jasad para penghianat bangsa (mata-mata Belanda), hal tersebut dilakukan oleh warga  sebagai pembalasan terhadap kesengsaraan yang telah ditimbulkan oleh para penghianat (mata-mata Belanda) karena telah membocorkan gudang/lumbung  padi milik masyarakat kepada Belanda. Sehingga lumbung-lumbung padi milik warga dibakar oleh Belanda .
Saran dan Waktu
Disarankan bagi para penelusur melakukan kegiatan caving memakai peralatan yang memadai dan juga ditemani oleh para pemandu. Hal ini dikarenakan medannya yang tidak mudah dan sangat berbahaya sekali. Selama melakukan kegiatan caving para penelusur membutuhkan waktu sampai kurang lebih 7 jam. Lelah itu pasti, namun semua itu akan terbayar lunas oleh keindahan pemandangan di dalam Goa Barat ini.


Lokasi (akses)
Goa Barat lokasinya sangat mudah sekali di akses dan terletak di sebelah timur Goa Jatijajar. Goa Barat ini bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun dengan menyewa jasa tukang ojek. Jaraknya dari Goa Jatijajar sekitar kurang lebih 2 kilometer dengan waktu perjalanan sekitar 15 – 20 menit. Akses jalannya yang sudah lumayan bagus, sehingga akan membuat para penelusur nyaman. Para penelusur nggak perlu khawatir akan tersesat karena sepanjang jalan akan ada papan petunjuk lokasi, sehingga para penelusur tinggal mengikutinya saja. Setelah sampai maka para penelusur tinggal memarkir kendaraan di tempat yang sudah disediakan. 

Testimoni pengunjung :


Kami menikmati Goa Barat tidak sekedar takjub pada pesona air terjunnya. Cermatilah ragam ornamen stalagtit dan stalagmit yang menghias manis pada setiap langit, dinding dan lantai di Goa Barat. Sepanjang perjalanan, tak bosannya kami dihibur orkestra aneka batuan yang berwujud unik, seperti batu jenggot, batu tirai, batu korden, batu kuncup, batu kristal, dan masih banyak rupa batuan lainnya. Kadang, jemari kami juga menyentuh bebatuan kapur yang telah keras mengkristal. Total kami butuh enam jam untuk menyusuri Goa Barat. Meski demikian, sungguhlah waktu tidak terasa tatkala kami berada di perut bumi. Ia melintas begitu cepat hingga kami keluar goa sudah berada di penghujung hari. Sempurnanya, kumandang senja dengan baskara merah bulat menyambut kami tepat saat lepas dari mulut Goa Barat. Saya mendapatkan pengalaman sangat menakjubkan pada penjelajahan Goa Barat.
  ( http://diasporaiqbal.blogspot.co.id/2014/12/keajaban-100-air-terjun-goa-barat.html )


Noted :
* Goa Barat terletak di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen.
( Gombong).
* Jika menggunakan KA ( Kereta Api) dari Jakarta, berhenti di st.Gombong , dilanjut minibus Rp. 8000 menuju Desa Jatijajar (berhenti tepat di depan Goa Jatijajar +/- 45 menit)
* Jika menggnakan KA dari Bandung, kereta berhenti di st. Kroya, dilanjut minibus ke Gombong.
* Satu-satunya homestay berijin adalah milik Bpk. Kamali ( Homestay Jati Diri) dgn tarif Rp.15.000/malam/kepala. Makanan pun bisa disediakan dengan tarif Rp.10.000/orang untuk menu nasi+ayam+sayur, dan Rp. 7.000/orang untuk menu nasi+telor+sayur (tergantung amal dan selera hehe :p )
* Sewa perlengkapan (helm, headlamp, sepatu) Rp.30.000 sudah termasuk biaya Guide. Disarankan membawa headlamp dan senter pribadi untuk cadangan. Siapkan kaos kaki selutut dan sarung tangan agar tak tergores batuan goa, dan masker untuk menghindari bau eek kelelawar.
* untuk dokumentasi disarankan membawa kamera waterproof.
* Kontak homestay Pak Kamali 0853-8592-1523
* Kontak Goa Barat Pak Yadi 0813-2712-0420
oleh: (https://oktavianne.wordpress.com/2014/09/02/merdeka-di-goa-barat/) 


sumber:
https://www.facebook.com/backpackerIDN/posts/510662912278911


http://www.telusurindonesia.com/goa-barat-di-kebumen.html 
http://www.travelmatekamu.com/2014/12/09/gua-barat-gua-dengan-seratus-air-terjun/
sumber gambar:
https://www.google.com/search?hl=id&site=imghp&tbm=isch&source=hp&biw=1366&bih=657&q=goa+barat&oq=goa+barat&gs_l=img.3..0l10.5915.7300.0.7555.9.8.0.0.0.0.323.609.0j2j0j1.3.0....0...1ac.1.64.img..6.3.609.73-nfGoB7r0 



The secret paradise from Kebumen "Pantai Menganti"

Tentang Pantai Menganti
merupakan sebuah pantai yang berlokasi di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Pantai ini merupakan salah satu pantai terindah di Jawa Tengah. Pasir pantainya yang berwarna putih serta terdapat panorama perbukitan juga tebing karst yang indah. Bentang alam berupa perbukitan memang sedikit menyulitkan untuk mengakses pantai ini. Sebelum mencapai pantai melalui jalan yang berlika-liku, meski demikian pemandangan tetap menakjubkan. Pegunungan karst yang indah berbukit kerucut, dan laut yang sesekali terlihat saat diatas jalan yang merayapi bukit. Selain  pantai, di kawasan tersebut juga terdapat banyak tempat wisata, diantaranya Curug Sawangan dan Goa Siwowo. Selain itu terdapat pula goa sarang walet yang hingga kini menjadi bagian dari pada pendapatan aset daerah.


 Selain panorama eksotis, Pantai Menganti ternyata menyimpan legenda dan sejarah yang menarik. 

Fasilitas

Fasilitas yang disediakan di Pantai Menganti adalah:
  1. Warung Makan
  2. Tempat Parkir
  3. Home Stay
  4. Villa
  5. Mushola
  6. MCK
  7. TPI
 

Sejarah
Berdasarkan cerita rakyat, pantai Menganti konon pernah menjadi tempat melarikan diri oleh seorang panglima perang Majapahit karena hubungan dengan kekasihnya tidak direstui oleh orangtuanya.

Pasangan itu kemudian berjanji untuk bertemu di tepi samudera berpasir putih. Meskipun sepanjang hari sang panglima terus menunggu kekasihnya di atas bukit, sang pujaan hati tak juga kunjung datang. Ada pula mitos dari warga sekitar, yang mangatakan pengunung  tak diperkenankan menggunakan baju berwarna hijau gadung. Pasalnya hal tersebut erat kaitannya dengan Nyi Roro Kidul yang umum dipercayai oleh warga pantai selatan. “Di kawasan tersebut terdapat goa yang pernah digunakan oleh Presiden Soekarno untuk menyepi,” tutur Sutarjo (66) salah satu warga RT 2 RW 2 desa setempat, beberapa waktu lalu.



lokasi (akses)

 Pantai ini berlokasi kurang lebih 35 Km dari Kota Gombong dan 42 Km dari Kota Kebumen. Ketika ingin berkunjung ke Pantai Menganti ada beberapa persiapan yang harus dilakukan, diantara kondisi kesehatan tubuh yang prima dan kendaraan yang digunakan harus benar-benar dalam kondisi baik. Sebab, perjalanan menuju lokasi wisata pantai membutuhkan fisik yang prima. Medan jalan menuju pantai cukup terjal dengan kemiringan 60-70 derajat serta berkelok 
  • Dari Kota Kebumen :
Terus menuju ke arah barat mengikuti jalur yang berkelok. Setidaknya membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dari Pantai Suwuk menuju Pantai Menganti Kebumen.
  • Dari Kota Purwokerto
Pertamanya lebih baik menuju Pantai Ayah / Pantai Logending, jika Pantai Ayah belok kanan maka kalau ke Pantai Menganti belok ke kiri. Ikuti jalan terus yang nanjak, kurang lebih dari Pantai Ayah 4 KM mungkin membutuhkan 20 – 30 menit sampai Gerbang Masuk Pantai Menganti di Desa Karangduwur. Jalanan sangat menanjak lebih baik konsentrasi berkendara. Gunakan kendaraan yang dalam keadaan bagus. Lalu belok ke kanan terus turun aja sampai ketemu Pos Retribusi, dulu si kena tarif Rp. 5.000/Orang, lalu tinggal turun terus sampai ke parkiran.
  • Dari Surabaya / Jakarta
Gunakan Kereta atau Bis lalu turun di Stasiun Gombong / Kebumen lalu setelah itu ikuti panduan dari Kota Kebumen.
 
 
 
 

\

sumber :
http://www.kebumenekspres.com/2015/09/tak-hanya-indah-pantai-menganti.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Menganti
http://agilyanuar.com/menuju-pantai-menganti-kebumen/
gambar : 
https://www.google.com/imghp?hl=id